Makalah
Geografi Desa Kota
Ditujukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Geografi Desa Kota
dengan
dosen pengampu
Prof.
Dr. Hj. Enok Maryani, MS

Disusun
oleh
Wahyu
Nur Aeni (1202838)
2013
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seperti pada
kota-kota besar lainnya yang berkembang menjadi sebuah metropolitan, Kota
Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat juga mengalami permasalahan dalam
pengaturan spatial (tata tuang). Hampir semua permasalahan yang dicirikan
terdapat pada kota Bandung. Semua permasalahan yang muncul tenttunya akan
menurunkan kualitas dan kenyamanan masyarakat yang hidup diota bandung. Masalah
urban merupakan masalah yang sangat kompleks berkaitan dengan berbagai
permasalahan yang muncul akibat nya. Urbanisasi ini menyebabkab Kota bandung
sangat padat. Pada saat pagi menjelang siang, jalanan penuh dengan kenadaraan
sehingga menyebabkan kemacetan. Ini semua dilihat dari jam pergi para
pendatang. Begitupun pada saat sore menjelang malan, akan tetapi para pendatang
yang berkepentingan pulang ke tempat asal yang notanenenya berada diluar kota
Bandung.
Lambat
laun ada kejenuhan dalam porsi tenaga dan waktu untuk pergi dan masuk ke kota
bandung. Hal ini mendorong mereka untuk menetap ke kota Bandung. Cicadas adalah
satu daerah yang srategis di kota Bandung. Dengan ini,kemungkinan masyarakat sanga besar untuk
menetap disana. Walaupun harga tanah dan sewa tempat sangat mahal. S emua ini
lantas yang menebabkan inovasi untuk membuat pemukian yang kecil. Sehingga
rumah yang dibuat akan lebih panjang ke atas dan bertingkat.
Berbagai
hal yang diakibatkan ini memnjadi pertmasalahan kota yang sangat serius. Daerah
Cicadas ini menjadi daerah dengan kepatadan tertinggi, rediko benncana yang
tinggi dan termasuk pemukiman yang kumuh.
1.2
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah:
1. Dapat
mengetahui apa saja masalah akibat kependudukan.
2. Dapat
memberikan soslusi mengatasi kepadatan penduduk.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Permukiman
2.1.1 Konsep
Permukiman
Pengertian dasar
permukiman dalam Undang-Undang No.1 tahun 2011 adalah bagian dari lingkungan
hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai
prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi
lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan. Menurut Koestoer (1995)
batasan permukiman adalah terkait erat dengan konselingkungan hidup dan
penataan ruang. Permukiman adalah area tanah yang digunakan sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri
kehidupan dan merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar kawasaan lindung
baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan. Parwata (2004) menyatakan
bahwa permukiman adalah suatu tempat bermukim manusia yang telah disiapkan
secara matang dan menunjukkan suatu tujuan yang jelas, sehingga memberikan
kenyamanan kepada penghuninya. Permukiman (Settlement) merupakan suatu proses
seseorang mencapai dan menetap pada suatu daerah (Van der Zee 1986). Kegunaan
dari sebuah permukiman adalah tidak hanya untuk menyediakan tempat tinggal dan
melindungi tempat bekerja tetapi juga menyediakan fasilitas untuk pelayanan,
komunikasi, pendidikan dan rekreasi.
Menurut Parwata
(2004) permukiman terdiri dari: (1) isi, yaitu manusia sendiri maupun
masyarakat; dan (2) wadah, yaitu fisik hunian yang terdiri dari alam dan
elemen-elemen buatan manusia. Dua elemen permukiman tersebut, selanjutnya dapat
dibagi ke dalam lima elemen yaitu: (1) alam yang meliputi: topografi, geologi,
tanah, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan iklim; (2) manusia yang meliputi:
kebutuhan biologi (ruang,udara, temperatur, dsb), perasaan dan persepsi,
kebutuhan emosional, dan nilai moral; (3) masyarakat yang meliputi: kepadatan
dan komposisi penduduk, kelompok sosial, kebudayaan, pengembangan ekonomi,
pendidikan, hukum dan administrasi; (4) fisik bangunan yang meliputi: rumah,
pelayanan masyarakat (sekolah, rumah sakit, dsb), fasilitas rekreasi, pusat
perbelanjaan dan pemerintahan, industri, kesehatan, hukum dan administrasi; dan
(5) jaringan (net work) yang meliputi: sistem jaringan air bersih, sistem
jaringan listrik, sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem manajemen
kepemilikan, drainase dan air kotor, dan tata letak fisik.
2.2 Penduduk
2.2.1 Pengertian Penduduk
Penduduk dikonotasikan sebagai orang atau orang-orang yang mendiami suatu tempat, kampung, wilayah atau negeri, dan merupakan aset pembangunan atau sering disebut sumber daya manusia (SDA).
Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Kepadatan penduduk dapat dihitung berdasarkan jumlah penduduk untuk setiap satu kilometer persegi. Cara menghitungnya adalah dengan membandingkan jumlah penduduk di suatu daerah dengan luas daerah yang ditempati. Kepadatan penduduk ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap kelangsungan hidup manusia.
BAB lll
PEMBAHASAN
3.1 Kepadatan pendududuk cicadas
Daerah Cicadas
sudah sangat terkenal sejak jaman dulu. bago sebagian penduduk Bandung Cicadas
identik dengan jumlah penduduk terpadat. dan lagi dikelanl dengan tingkat
criminal yang tinggi. Kelurahan Cicadas ini mempunyai 15 Rukun Warga (RW) dan
86 Rukun Tetangga (RT)..Kelurahan Cicadas mempunyai luas sekitar wilayah
sekitar 55 Ha (Luas pemukiman 40,5 Ha, luas taman 2 Ha, perkantoran 0,5 Ha, dan
Prasarana umum 9 Ha).
Lahan pemukiman
sebesar 40,5 Ha ini ditempati sekitar 6200 jiwa laki-laki dan 6018 jiwa
perempuan atau dengan kereluruhan 12.218 Jiwa (Tahun 2008). Data yang
ditunjukan naik bila dibandingkan dengan tahun 2007 lalu. Berdasarkan data
monografi tahun 2007, kepadatan penduduk cicadas berhisar 234 jiwa/HA atau
23,429 jiwa/Km2, Padahal standar WHO adalah 96 jiwa/Ha. Artinya
tingkat kepadatan penduduk di kelurahan cicadas sangat tinggi.
3.2 Dampak kepadatan penduduk
Adapun akibat dari kelebihanya penduduk berakibat tidak baik bagi kondisi penduduk.. Sebagai akibatnya, berikut adalah akibat-akibat dari kepadatan penduduk :
1. Persaingan Lapangan Pekerjaan
Persaingan
lapangan pekerjaan ini di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang masuk ke
daerah cicadas.
2. Persaingan Untuk Mendapatkan Pemukiman
Persaingan untuk mendapat permukiman yang layak ini biasa terjadi didaerah perkotaan yg padat
seperti Cicadas, dan permasalahan seperti ini biasa terjadi karena perumahan yang tidak
memadai dan kondisi rumah yang sudah tak layak huni.
3. Meningkatnya Jumlah Kemiskinan
Dampak dari kepadatan penduduk selanjutnya adalah meningkatnya jumlah kemiskinan.
Berdasarkan data dari Badan Keluarga Berencana (BKB) Kota Bandung, yang
tergolong keluarga sejahtera 1 alasan ekonomi sebanyak 954 Keluarga atau 40%
dari 2377 Keluarga, artinya masih banyak keluarga yang tergolong muskin di
Kelurahan Cicadas.
3.3 Penanggulangan dampak kepadatan penduduk
Segala sesuatu pasti ada pokok permasalahan yang harus dipecahkan, baik secara bersama atau individual. Dalam hal ini untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk sangatlah dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak.
Adapun hal-hal yang perlu -dilakukan untuk meneka n pesatnya pertumbuhan
penduduk adalah :
1. Menggalakkan program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu keluarga secara umum dan massal, sehingga akan mengurangi jumlah angka kelahiran.
2. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi
3. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
4. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan. Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
5. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi. Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Cicadas merupakan Kelurahan Padat pendududk
di Kota Bandung. Wasalah kepadatan
penduduk ini perlu di tanggapi serius dengan menyelesaikan oleh seluruh aspek.
Misalnya aspek tata ruang dan lainnya. Karena kepadatan penduduk itu harus
sesuai dengan daya tamping dan daya dukung lingkungan. Bila penduduk daerah
terlalu padat dan tidak di dukung adanya air bersik, akan mengalami masalah
lainnya.
Penambahan penduduk yang cepat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk menjadi tinggi. Dampak dari kepadatan penduduk antara lain:
a. Persaingan Lapangan Pekerjaan
b. Persaingan untuk mendapatkan pemukiman
c. Meningkatnya Jumlah kemiskinan
d. Rendahnya Kesempatan Pendidikan
Adapun hal-hal
yang perlu dilakkukan untuk menekan pesatnya pertumbuhan pendududk antara lain
adalah :
a. Menggalakkan program KB (Keluarga Berencana)
b. Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran yang tinggi.
c. Penambahan dan penciptaan lapangan kerja
d. Meningkatkan kesadaran dan pendidikan kependudukan
e. Mengurangi kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
B. Kritik dan Saran
Demikiankah makalah
yang dapat penulis sampaikan. Sebagian makal h kami menyadari
banyak kekurangan untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar