KARAKTERISTIK
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN MASA REMAJA SERTA IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
RESUME
Diajukanuntukmemenuhisalahsatutugasmatakuliah
PerkembanganPesertaDidik
yang diampuoleh :
Dr.Hj. Nani M Sugandhi,
M.Pd
Ahmad Rifkqy Ash Siddiq
S.Pd

WahyuNur
‘Aeni
(1202838)
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2012
PEMBAHASAN
A. KepribadianRemaja
Masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa anak dan masa ke dewasa, dimulai dari pubertas, yang
ditandai dengan perubahan yang pesat dalam berbagai aspek perkembangan, baik
fisik maupun psikis.
Menurut
Konopka (Pikunas, 1976) masa remaja meliputi ;

Kepribadian adalah keseluruhan cara
seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Masa remaja
merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan integrasi kepribadian.
Perubahan-perubahan yang tampak pada masa ini ialah :
a) Pertumbuhan fisik yang menyerupai orang
dewasa.
b) Kematangan seksual yang disetai dorongan-dorongan
dan emosi baru.
c)
Kesadaran terhadap diri sendiri, keinginan untuk mengarahkan diri dan
mengevaluasi standar/norma, tujuan dan cita-cita.
d) Kebutuhan akan persahabatan yang bersifat
heteroseksual.
e) Munculnya konflik sebagai dampak masa transisi
masa anak dan masa dewasa. Masa remaja merupakan saat berkembangnya identity
(jati diri) yang merupakan isusentral yang memberikan dasar bagi masa dewasa.
Setiap individu memiliki ciri-ciri
kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau
justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003)
mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut
:
a. Kepribadian
yang sehat:
o Mampu
menilai diri sendiri secara realisitik
o Mampu
menilai situasi secara realistik
o Mampu
menilai prestasi yang diperoleh secara realistik
o Menerima
tanggung jawab
o Kemandirian
o Dapat
mengontrol emosi
o Berorientasi
tujuan
o Berorientasi
keluar
o Penerimaan
sosial
o Memiliki
filsafat hidup
o Berbahagia
b. Kepribadian
yang tidak sehat:
o Mudah
marah (tersinggung)
o Menunjukkan
kekhawatiran dan kecemasan
o Sering
merasa tertekan (stress atau depresi)
o Bersikap
kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap
binatang
o Ketidakmampuan
untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau
dihukum
o Kebiasaan
berbohong
o Hiperaktif
o Bersikap
memusuhi semua bentuk otoritas
o Senang
mengkritik/mencemooh orang lain
o Sulit
tidur
o Kurang
memiliki rasa tanggung jawab
o Sering
mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat
organis)
o Kurang
memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
o Pesimis
dalam menghadapi kehidupan
o Kurang
bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
c.
Karakteristik
Lima Faktor Kepribadian sebagai berikut:
Openness
|
Coscientious-ness
|
Extraversion
|
Agreeble-ness
|
Neoroticsm
|
1. Imajinatif atau praktis
2. Perhatiannya variatif atau
rutin
3. Independen atau konformistis
|
1. Terorganisasi atau tidak
terorganisasi
2. Berhati-hati atau teledor /
lalai
3. Displin atau impulsif
|
1. Pandai bergaul atau penyendiri
2. Ceria / humoris atau berwajah
suram
3. Bersahabat atau tidak
bersahabat
|
1. Lembut hati atau tak mengeanal
belas kasihan
2. sikap percaya atau sikap
curiga
3. Penolong atau tidak kooperatif
|
1. Tenang atau cemas
2. Merasa aman atau tidak merasa
aman
3. Merasa puas terhadap diri sendiri
atau kecewa terhadap diri sendiri
|
Menurut Erickson : Perkembangan
identitas berkaitan erat dengan komitmen terhadap okupasi masa depan,
peran-peran pada masa dewasa,dan sistem keyakinan pribadi. Gagasan Erickson ini
dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas
diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure,
dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000,
Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas
diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa
(1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai
permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan
kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat
perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang
orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering
menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal
diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan
bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan
kecenderungan kegiatan berkelompok.
perkembangan
identitas dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1.
Iklim keluarga : interaksi
sosial-emosional antara anggota keluarga, sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak.
2.
Tokoh idola : figur atau
orang-orang memiliki posisi dimasyarakat.
3.
Peluang pengembangan diri : kesempatan untuk melihat ke depan dan menguji
dirinya dalam setting (adegan) yang beragam.
Dalam proses perkembangan
indepedensi sebagai antisipasi mendekati masa dewasa yang matang, remaja akan:
a)
Berusaha untuk bersikap hati-hati dalam berprilaku, memahami kemampuan dan
kelemahan.
b)
Meneliti dan mengkaji makna, tujuan dan keputusan tentang manusia seperti apa
yang dia inginkan.
c)
Memperhatikan etika masyarakat, keinginan orang tua dan sikap teman-temannya.
d)
Mengembangkan sikap-sikap pribadi.
Implikasinyadalampendidikan
Implikasi karakteristik perkembangan
kepribadian remaja dalam pendidikan
menurut Vigotksy,
sekolah merupakan salah satu agen budaya yang menentukan perkembangan berpikir
remaja. Faktor lain yang memengaruhi perkembangan kognitif atau berpikir remaja
adalah orang tua, teman sebaya, komunitas, dan orientasi teknologi budaya.
Contohnya, sikap orang tua dan teman sebaya terhadap kompetensi intelektual
memengaruhi motif remaja untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Implikasi kedua pendekatan atau teori
tersebut terhadap pendidikan atau mengajar sebagai berikut :
a.
Menurut teori Piaget, guru perlu mendukung siswa untuk mengekplorasi lingkungan
dan menemukan pengetahuan.
b. Menurut teori Vigotksy, siswa memerlukan
banyak kesempatan untuk belajar bersama guru, dan teman sebaya yang lebih
terampil.
Peran guru dalam mengajar menurut Piaget
dan Vigotksy adalah sebagai fasilitator dan pembimbing bukan pengarah belajar
siswa.
Pendidikan yang berlaku di Indonesia,
baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah,
pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal.
Beberapa usaha yang perlu dilakukan
didalam penyelenggaraan pendidikan, sehubungan dengan minat dan kemampuan
remaja yang dikaitkan terhadap cita-cita kehidupannya antara lain:
1.
Bimbingan karier.
2.
Memberikan latihan-latihan praktis terhadap siswa dengan berorientasi
terhadap kondisi (tuntutan) lingkungan.
3.
Penyusunan kurikulum yang komprehensif dengan mengembangkan kurikulum muatan
lokal.
4.
Pendidikan tentang nilai kehidupan untuk mengenalkan norma kehidupan sosial
masyarakat perlu dilakukan.
Ijin coppas.. Terimakasih (감사함니다)
BalasHapusijin copas ya
BalasHapusizin copas yaa...
BalasHapus