Rabu, 12 November 2014

OBSERVASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (Belajar dan Pembelajaran Geografi )

OBSERVASI KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran Geografi yang dibina oleh
Epon Ningrum
Djakaria

Disusun oleh:
Dewi Rakhmawati              (1200594)
Exsa Putra                          (1202831)
Fani Febrinia                       (1202833)
Garlis Yogiswatin               (1205814)
Indana Nuzula                    (1202369)
Lusi Anggraeni Misilam     (1205708)
Wahyu Nur A’eni               (1202838)


DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014

 KETERAMPILAN BERTANYA
Brown (dalam Udin Syaefudin, 2010:61) menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan pada diri siswa. Adalah pekerjaan yang tidak mudah bagi seorang guru untuk membuat atau menyiapkan pertanyaan yang berpengaruh positip dalam pembelajaran. Oleh karena itu seorang guru hendaknya selalu berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan keterampilam bertanya.
Dalam mengamati guru akan pemahaman dan penerapan guru dalam keterampilan bertanya, kami membuat indikator sebagai demikian:
No
Indikator Pengamatan
Diterapkan
Kurang Diterapkan
Tidak Diterapkan
1
Mengulang-ulang jawaban siswa


2
Guru menjawab pertanyaannya sendiri


3
Siswa menjawab pertanyaan serentak


4
Melakukan pindah gilir pertanyaan


5
Mendistribusikan pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar


6
Guru perlu memberikan waktu bagi siswanya untuk berpikir



Pengamat,                  
Lusi Anggraeni M (1205708)
A.    Hasil Pengamatan

Dalam penamatan yang kami lakukan, guru belum begitu memahami dan menerapkan keterampilan dasar mengajar. Pada bagian ini di khususkan pada keterampilan dasar bertanya.  Berikut adalah hasil pengamatan yang kami lakukan :

1.      Guru selalu mengulang-ulang pertanyaan sedang murid-muridnya sudah mengerti dan bahkan murid tidak fokus mendengarkan gurunya.
2.      Guru dikelas kurang interaktif dalam bertanya. Sehingga murid-murid kurang fokus, karena guru hanya fokus dalan menerangkan pada power point yang di tampilkan dan LKS yang di genggamnya.
3.      guru selalu menjawab pertanyaannya sendiri, guru tidak berusaha untuk melakukan pendistribusian pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar
4.      guru membiarkan peserta didik menjawab pertanyaan yang di ajukannya secara serentak tidak melakukan pindah gilir pertanyaan, misalnya pertanyaan yang diajukan pada salah satu siswa belum terjawab, maka guru bisa mengajukannya lagi pada siswa yang lain dengan pertanyaan yang sama.

B.     Saran
Semestinya seorang guru harus dapat memahami keterampilan dasar bertanya, agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Dalam keterampilan bertanya  guru harus dapat memahami dengan baik, karena keterampilan ini merupakan satu komponen penting di dalam memotivasi minat belajar anak. Seperti halnya :
1.      Guru harus meningkatkan minat peserta didik dalam membaca buku atau dalam mencari informasi mengenai perihal yang ditanyakan.
2.       Guru harus memahami materi yang akan di jelaskan sehingga guru tidak terlalu fokus pada konteks kalimat yang di tampilkan atau buku acuan yang dipegang. Sehingga murid akan antusias dalam pembelajaran
3.      Guru harus mengetes siswa akan pemahamannya dari materi yang telah dijelaskan dengan bertanya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pendistribusian pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar, dan melakukan pindah gilir pertanyaan, misalnya pertanyaan yang diajukan pada salah satu siswa belum terjawab.

KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan menjelaskan memiliki peran penting bagi seorang guru karena sebagian besar pengaruh guru yang terbesar berupa penjelasan. Dalam hal ini penjelasan guru harus jelas dan tidak menimbulkan banyak artian yang akan membingungkan peserta didiknya. Keterampilan mejelaskan memiliki tujuan untuk dapat membimbing, melatih  siswa untuk dapat memahami ilmu pengetahuan dan senantiasa berkonsentrasi. Fungsi dari keterampilan menjelaskan yaitu untuk meningkatkan keefektifan pembicaraan, menganalisis tingkat pemahaman siswa. Ada berbagai teknik dalam menjelaskan antara lain yaitu Bertanya, Menjelaskan, dan Memberikan contoh.
Komponen – komponen untuk menjelaskan antara lain merencanakan, penyajian suatu penjelasan. Berdasarkan prinsip prinsipnya, penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran baik di awal, di tengah, maupun di akhir pembelajaran. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik, materi yang  dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar.
Kelebihan dalam penerapan keterampilan menjelaskan yaitu lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan peserta didik, mengembangkan ide-ide, mengatasi masalah pembelajaran, cara mudah untuk mengenalkan materi. Sedangkan kelemahan dari penerapan keterampilan menjelaskan yaitu jika terlalu lama menjelaskan peserta didik cenderung menjadi karakteristik audiktif (mendengar) yang menyebabkan siswa menjadi pasif, serta pembelajaran menjadi membosankan.
Hasil Observasi
Komponen-Komponen Menjelaskan
Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
Merencanakan

ü   

Kejelasan

ü   

Penggunaan contoh dan ilustrasi

ü   

Pemberian tekanan

ü   

Penggunaan balikan
ü   



                                                                                                Pengamat,
Indana Nuzula (1202369)
A.        Komponen - Komponen Menjelaskan
1.         Merencanakan 
Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan yang menerima pesan. Isi pesan atau materi meliputi penganalisisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada  di antara unsur-unsur yang dikaitkan dan generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Sedangkan yang berhubungan dengan penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti usia,  jenis kelamin,  kemampuan,  latar belakang sosial,  bakat,  minat serta lingkungan belajar anak. Menurut hasil observasi, guru kurang merencanakan materi yang akan disampaikan karena masih terpaku kepada slide di power point dan LKS.
2.         Kejelasan
Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa dan menghindari ucapan-ucapan seperti: ”ee”, ”aa”,  ”mm”,  ”kira-kira”,  ”umumnya”,  ”seringkali” dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh peserta didik. Menurut hasil observasi, guru seringkali menggunakan kata-kata yang tidak efektif sehingga peserta didik kurang fokus untuk memperhatikan materi yang disampaikan. Penjelasan yang diberikan oleh guru kurang jelas bagi murid, tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri karena gaya bahasa yang digunakan guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran mereka. Juga dengan terbatasnya sumber belajar yang digunakan, yaitu siswa hanya menggunakan LKS, menyebabkan tidak semua siswa dapat menggali atau memahami sendiri pengetahuan dari LKS tersebut. Oleh karena itu, seharusnya guru membantu siswa dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diberikan.
3.         Penggunaan contoh dan ilustrasi
Dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan contoh dan ilustrasi bertujuan untuk melatih siswa untuk senantiasa berkonsentrasi dalam menyimak penjelasan guru sehingga melibatkan mereka untuk berpikir sambil memecahkan masalah-masalah atau pertanyaanDengan materi SIG (Sistem Informasi Geografis) yang disampaikan guru, kurang mengoptimalkan penggunaan contoh dan ilustrasi di kehidupan sehari-hari.
4.         Pemberian tekanan
Dalam memberikan penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah” atau “perhatikan dengan baik anak-anak, yang ini agak sukar”. Berdasarkan hasil observasi, guru sudah memberikan tekanan pada peserta didik, tetapi tidak berhasil membuat peserta didik untuk memerhatikan.
5.         Penggunaan balikan
Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman,  keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti: “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan sebagainya. Balikan berfungsi untuk mendapat respon dan umpan balik (feed back) siswa mengenai tingkat pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.. Berdasarkan hasil observasi, guru sudah menggunakan balikan dengan baik.

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR (PENGUATAN)
Seperti yang kita ketahui bahwa keterampilan dasar mengajar dalam  penguatan adalah segala  bentuk  respons  yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan  untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi. Oleh karena itu keterampilan dasar penguatan sangat penting sekali dan harus dimiliki oleh setiap pendidik.
Tabel Indikator Pengamatan Keterampilan Dasar Penguatan :
No
Indikator Pengamatan
Diterapkan
Kurang Penerapan
Tidak diterapkan
1
Penguatan di awal


2
Penguatan di tengah


3
Penguatan di akhir


4
Memberi reward


5
Memberi punishment



Pengamat
Garlis Yogiswatin (1205814)

Dalam penelitian keterampilan dasar penguatan ini, kami selaku kelompok 4 (empat) melakukan observasi ke SMAN 15 Bandung dengan mengamati guru geografi dalam mengajar di kelas XII IPS 4.
Keterampilan dasar penguatan ini sepertinya kurang diterapkan oleh guru geografi SMAN 15 Bandung dalam kegiatan belajar mengajarnya baik di awal pengajaran, di tengah pengajaran, maupun di akhir pengajaran. Karena pada saat guru mengajar di kelas, anak-anak banyak sekali yang tidak memperhatikan gurunya, hal ini bisa terjadi dikarenakan beberapa fakto antara lain :
1.         Guru kurang memiliki keterampilan dasar mengajar salah satunya dalam penguatan atau memberikan motivasi dan apresiasi kepada siswanya
2.         Guru hanya sesekali menegur siswa yang menimbulkan keributan selama pembelajaran
3.         Fokus guru hanya tertuju kepada media pembelajaran (powerpoint) tanpa berinteraksi dengan siswa
4.         Media pembelajaran yang ditampilakn kurang menarik
Agar guru memiliki keterampilan dasar penguatan dalam mengajarnya, oleh karena itu guru harus memiliki  beberapa prinsip dasar penguatan antara lain yaitu sikap dan gaya guru, termaksuk suara, mimik, dan gaya gerik badan, kebermaknaan, menghindari penggunaan respons yang aktif, serta dapat bersifat pribadi atau kelompok.
Adapun cara menggunakan keterampilan dasar penguatan, seorang guru harus memperhatikan antara lain :
1.         Penguatan kepada pribadi tertentu
Pengguatan harus jelas kepada siapa ditunjukan sebab bila tidak kurabg afektif.
2.         Penguatan kepada kelompok
Penguatan dapat pula dapat diberikan kepada siswa, misalnya apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain voli yang menjadi kegemarannya.
3.         Penguatan pemberian dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau proses yang diharapkan.
4.         Variasi dalam penggunaan
Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas kepada satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan akan kurang afektif.
5.         Penguatan tak penuh
Penguatan ini diberikan kepada siswa siswi yang telah melaksanakan tugas atau menjawab pertanyaan dengan baik, akan tetapi belum seluruhnya benar. Maka dengan demikian diberikan penguatan sebagian dan selanjutnya guru meminta siswa siswi yang lain untuk menyempurnakan jawaban siswa siswi  sebelumnya.
6.         Penguatan harus diberikan dengan hangat dan antusias
7.         Hindari respons negatif terhadap jawaban.

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Lembar Observasi
Indikator
Keterangan
Variasi suara
Jarang digunakan
Variasi mimik dan gerak
Jarang digunakan
Perubahan posisi
Sangat jarang digunakan
Kontak pandang
Jarang digunakan
Variasi visual
Menggunakan powerpoint
Kesenyapan guru
Digunakan
Variasi media pembelajaran
Menggunakan powerpoint
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
Kurang
Relevan dengan tujuan pembelajaran
Kurang Relevan
Kontinyu dan fleksibel
Tidak kontinyu
Antusiasme guru
Tidak antusias
Variasi suasana belajar
Digunakan





Pengamat

Nurul Komariah (1202393)

Tujuan Variasi:
Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
Mempertahankan kondisi optimal belajar
Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran

A.    Analisis
Variasi suara dilakukan agar penjelasan guru lebih menarik didengar, melalui intonasi yang di perlambat, percepat, perkeras, perlembut akan mempengaruhi kondisi psikologis peserta didik yang akan berdampak pada pemusatan perhatian pesertadidik tersebut. Namun disini guru jarang menggunakan variasi ini, intonasi suara hampir datar.
Variasi mimic dan gerakan guru mempengaruhi ketertarikan pesetadidik untuk memperhatikan guru ketika menjelaskan materi pelajaran, guru yang kami amati disini tidak banyak menggunakan variasi mimik dan gerakan, gerakan dilakukan hanya untuk mengoperasikan computer untuk mengganti slide. Ini menunjukkan bahwa guru yang kami amati kurang menggunakan variasi mimic dan gerakan guru.
Kontak pandang sangat mempengaruhi psikologi persertadidik, dengan kontak pandang guru, peserta didik akan merasa terperhatikan. Jika peserta didik telah merasa terperhatikan maka akan mudah membuat peserta didik tersebut memperhatikan guru pula. Guru yang kami amati disini tidak begitu menggunakan kontak pandang ke peserta didik
Penggunaan variasi visual sudah lumayan karena menggunakan powerpoint. Ini membuat peserta didik tidak hanya terpaku pada buku yang dipegangnya ataupun guru yang didepannya namun juga diberi kesempatan melihat dan membaca materi di powerpoint.
Kesenyapan guru tidak banyak digunakan oleh guru, guru tidak terus menerus menjelaskan didepan kelas, ada kalanya guru yang kami amati disini diam untuk jeda, namun kurang efektif membuat peserta ddik menjadi focus kembali.  mungkin karena tidak tepat momentumnya.
Variasi media pembelajaran sudah agak bervariasi yaitu dengan powerpoint dan buku LKS. Namun mungkin karena terlalu sering menggunakan powerpoint membuat peserta didik tidak begitu antusias. Variasi media pembelajaran sangat penting sekali agar peserta didik tidak bosan.
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa kurang karena guru banyak terpaku pada teks yang ada di powerpoint dan LKS, ini membuat peserta didik tidak banyak memperhatikan guru ketika menjelaskan, banyak yang ngobrol dan melihat kearah lain ketika guru menjelaskan
Kerelevanan variasi mengajar dengan tujuan pembelajaran tidak terlihat jelas disini.
Antusiasme guru dalam menngajar tergolong tidak begitu antusias
Variasi suasana belajar artinya menggunakan suasanya yang berbeda untuk belajar, termasuk  tempat belajarnya. Pembelajaran ini dilakukan tidak seperti biasanya di ruang kelas, namun pembelajaran kali ini dilakukan diperpustakaan. Ini artinya ada variasi dalam suasana belajar sehingga peserta didik tidak jenuh dan bosan.

B.     Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas bahwa banyak indicator-indikator variasi mengajar tidak terpenuhi, mungkin hanya 25% variasi mengajar terpenuhi, artinya ini sangat kurang sekali guru ini memenuhi standar mengajar dalam variasi. Banyak perbaikan yang mesti dilakukan dalam menggunakan variasi. Ini dibuktikan dengan kondisi kelas yang tidak banyak peserta didik memperhatikan guru mengajar. Tujuan mengadakan variasi pun tak tercapai karena banyak yang tidak digunakan indikatornya. Akibatnya kejenuhan peserta didik tidak teratasi, perhatian dan motivasi peserta didik tidak terbangun, dan ini bisa berdampak pada tidak tersampaikannya tujuan pembelajaran.

KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Lembar Observasi
Hari/ Tanggal               : Rabu, 29 Oktober 2014
Mata Pelajaran             : Geografi
Sekolah                        : SMAN 15 Bandung
Kelas                            : XII IPS-4
No
Komponen Keterampilan
Komentar
Membuka pelajaran
1
Menarik perhatian siswa:
a.       gaya mengajar guru
b.      penggunaan alat bantu
c.       pola interaksi yang bervariasi

a.       klasikal
b.      Buku dan Proyektor
c.       (tidak ada)
2
Menimbulkan motivasi:
a.       kehangatan/ keantusiasan
b.      menimbulkan rasa ingin tahu
c.       mengemukakan ide yang bertentangan
d.      memperhatikan minat siswa

a.       kurang
b.      kurang
c.       kurang
d.      kurang
3
Memberikan acuan:
a.       mengemukakan tujuan
b.      langkah-langkah
c.       mengajukan pertanyaan-pertanyaan

a.       (tidak ada)
b.      (tidak ada)
c.       (tidak ada)
4
Membuat kaitan:
a.       membuat kaitan antar aspek yang relevan
b.      membandingkan/mempertentangkan pengetahuan baru dengan yang lama
c.       menjelaskan konsep/pengertian sebelum bahan dirinci

a.       Kurang
b.      Baik
c.       Baik
Menuutup Pelajaran
5
Meninjau kembali
a.       merangkun minti pembelajaran
b.      membuat ringkasan

a.       (tidak ada)
b.      (tidak ada)
6
Mengevaluasi
a.       mendemostrasikan
b.      mngaplikasikan ide baru pada situasi yang lain
c.       mengungkap pendapat siswa

a.       (tidak ada)
b.      (tidak ada)
c.       Baik
7
Tindak lanjut
a.       memberikan pr
b.      merencanakan/member remedial

a.       (tidak ada)
b.      Baik
Pengamat,
                                                                                   
Wahyu Nur Aeni (1202838)
A.    Analisis
Berdasarkan hasil pnelitian yang dilakukan pada tanggal november 2014 terlihat bahwa pelaksanaan keterampilan membuka dan mnutup pelajaran Geografi dilaksanakan di SMAN 15 Bandung. Trhadap seorang guru yaitu belumterlaksana dengan baik.
Dalam pelaksanaan keterampilan membuka pelajaran yang terdiri dari tiga kompnen yaitu menyiapkan siswa secara fisik untuk mengikuti pelajaran , menyiapkan secara mental dan menyiapkan siswa secara emosional atau pemikiran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan dapat dijelaskan bawa kegiatan secara fisik telah menyiapkan siswa secara fisik telah dilaksanakan secara mengabsen satu persatu siswa itu sndiri. Karena dengan demikian, guru dapat mengetahui siswa mana yang berhalangan hadir  kerna izin atau alpa dan sakit serta yang hadir.
Sedangkan untuk kegiatan menyiapkan siswa secara mental dan emosional berdasarkan hasil observasi, menyiapkan secara mental dan emosional belum terlaksana oleh guru karena dimungkinkan keterbatasan waktu sehingga langsung kepada inti pelajaran.
Kemusian dalam menutup pelajaran yang dilakukan guru seharusnya memberikan penyuatan atau memberikan rangkuman/garis besar yang telaj dipelajari sewaktu pkegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah itu mengkondisikan perhatian siswa terhadap materi yang baru dipelajari.
Dengan dmikian dapat dikatakan bahwa keterampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran geografi belum terlaksana dengan baik dan seharusnya. Adapun kemungkinannya karena keterbatasan waktu yang disediakan tidak seimbang dengan matri yang dipelajari. Sehingga guru melimpahkan penguatan materi pada LKS (Lembar Kerja Siswa) Geografi..

B.     Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwasanya guru belum melaksanakan keterampulan membuka dan menutup pelajaran dengan maskimal disebabkan oleh waktu yang tidak seimbang dengan materi yang disampaikan oleh guru.

LEMBAR OBSERVASI
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK

Hari/ Tanggal       : Rabu, 29 Oktober 2014
Mata Pelajaran     : Geografi                           
Sekolah                : SMA Negeri 15 Bandung
Kelas                   : XII IPS-4
No
Komponen Keterampilan
Komentar
1
Memusatkan perhatian:
a.    merumuskan tujuan
b.    merumuskan masalah
c.    membuat rangkuman
Tidak digunakan dalam pembelajaran
2
Memperjelas masalah dan urun pendapat:
a.   a.  merangkum
b.   b.  menggali
c.    c. menguraikan secara rinci
Tidak digunakan dalam pembelajaran
3
Menganalisis pandangan siswa:
a.   a.  manandai persetujuan/ ketidaksetujuan
b.    b. meneliti alasannya
Tidak digunakan dalam pembelajaran
4
Meningkatkan urunan siswa
a.    a. menimbulkan pertanyaan
b.   b.  menggunakan ontoh
c.    c. menunggu
d.   d. memberi dukungan
Tidak digunakan dalam pembelajaran
5
Menyebarkan kesempatan berpartisipasi:
a.    a. meneliti pandangan
b.    b. menghentikan monopoli
Tidak digunakan dalam pembelajaran
6
Menutup diskusi:
a.    a. merangkum
b.   b.  menilai
Tidak digunakan dalam pembelajaran

                                                                                    Pengamat,


                                                                                    Dewi Rakhmawati (120594)
A.    Tujuan dan manfaat kegiatan diskusi antara lain :
Kegiatan diskusi dalam pembelajaran dilakukan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik membahas suatu permasalahan atau topik dengan cara setiap siswa mengajukan pendapat, saling tukar pemikiran untuk diperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang dilakukannya. Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain:
a.         Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap peserta didik saling menghargai terhadap pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
b.         Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap peserta didik secara bebas dan bertanggung jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
c.         Mendorong pembelajaran secara aktif; yaitu peserta didik dalam membahas suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok diskusi peserta didik belajar mengembangkan kemmapuan berpikirnya.
d.        Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.
B.     Analisis
Ketrampilan dasar membimbing diskusi :
1.      Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran peserta didik pada topik atau permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada saat itu pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang dilakukan. Semua pembicaraan harus terfokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Oleh karena itu sebelum dan selama proses diskusi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.      Merumuskan tujuan diskusi;
b.      Menetapkan topik atau permasalahan;
c.       Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan menyimpang dari arah diskusi.
d.      Merangkum hasil diskusi.
2.    Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar, pendapat, atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya kurang jelas, sehingga jelas mengaburkan pada topik pembahasan kadang-kadang juga menimbulkan ketegangan atau permasalahan baru dalam diskusi. Dengan demikian melalui upaya guru atau pimpinan diskusi memberikan penjelasan yang diperlukan, maka setiap peserta diskusi akan memiliki persepsi yang sama terhadap ide yang disampaikan oleh anggota kelompok diskusi.Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.       Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta didik.
b.      Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentarpeserta didikuntuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya.
c.       Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih memperjelas terhadap ide yang disampaikan itu.
3.      Menganilisis pandangan siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbing setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif terpecahkannya masalah yang didiskusikan. Disinilah pentingnya melakukan analisis terhadap pandangan yang berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta diskusi. Analisis terutama ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang dijadikan dasar pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota kelompok diskusi. Dengan demikian semua peserta diskusi akan memahami dan menghargai terhadap perbedaan pendapat yang dikemukakannya.Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing anggota berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindaklanjutinya dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama, sehingga dari diskusi tersebut membuahkan kesimpulan bersama.
4.      Meningkatkan urunan siswa
Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk melatih kemampuan berfikir peserta didik, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat, komentar, kritik, dan lain sebagainya. Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai yaitu dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara optimal, maka guru atau pimpinan diskusi harus mendorong setiap anggota diskusi untuk berpikir dan menyampaikan buah pikirannya dalam forum diskusi tersebut.Untuk memfasilitasi keaktifan peserta didik ikutserta dalam kegiatan diskusi yang dilakukan, ada beberapa aspek yang ditempuh oleh guru atau pimpinan diskusi, antara lain:
a.       Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang peserta didik untuk berpendapat atau mengajukan gagasannya.
b.      Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal atau non-verbal, dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut menggugah peserta didik untuk berpikir.
c.       Mengangkat suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat diantara anggota sesama kelompok.
d.      Memberi waktu yang cukup bagi setiap anggota kelompok untuk berpikir dan menyampaikan buah pikirannya.
e.       Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga saling menghargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong peserta didik untuk berpartisipasi memberikan sumbang pemikiran melalui forum diskusi yang dilakukan.
5.       Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif antar sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan komentar. Kegiatan diskusi merupakan salah satu contoh penerapan demokrasi dalam pembelajaran, karenanya pimpinan diskusi atau guru harus mampu mengendalikan kegiatan diskusi agar pembicaraan tidak didominasi oleh sekelompok atau orang-orang tertentu saja.Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta tentu saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak mencerminkan hasil diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok orang tertentu saja. Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi secara aktif dari setiap anggota kelompok, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a.       Memberi stimulus yang ditujukan kepada peserta didik tertentu yang belum berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong untuk mengeluarkan buah pikirannya.
b.      Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja, dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada peserta didik yang dianggap pendiam untuk berbicara.
c.       Mendorong peserta didik untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain, sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua peserta diskusi.
d.      Menghindari respon peserta didik yang secara serentak, agar setiap siswa secara individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
6.      Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup diskusi. Diskusi dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta diskusi berkesempatan mengemukakan ide atau pikirannya, sehingga setelah berakhirnya diskusi diperoleh kesimpulan sebagai hasil berpikir bersama. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pimpinan diskusi dalam menutup diskusi antara lain adalah:
a.       Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
b.      Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun  rencana diskusi pada pertemuan berikutnya.
c.       Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala sikap dan sebagainya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada peserta didik terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut. Hal ini penting untuk lebih meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran melalui diskusi yang akan dilakukan pada kegiatan berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung tepatnya di kelas XII IPS-4 . Ketrampilan dasar membimbing diskusi tidak dilakukan oleh guru yang bersangkutan, hal ini dikarenakan pada saat itu merupakan pertemuan awal pada materi baru. Guru lebih banyak menjelaskan tentang materi yang disampaikan melalui media power point dan diselingi oleh tanya jawab antara guru dan siswa. Selama pembelajaran berlangsung guru lebih banyak mendominasi dalam menjelaskan sementara siswa terfokus dalam kegiatan mendengarkan dan memahami.
C.     Kesimpulan
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan dasar guru dalam membimbing diskusi tidak dilakukan atau jika dipersentasikan 0 % . Hal ini dikarenakan pada saat kami melakukan observasi tepat pada saat pertemuan awal pada materi baru sehingga guru lebih banyak menjelaskan dan tanja jawab dengan siswa.

KETERAMPILAN MENGAJAR KLASIKAL DAN INDIVIDUAL
            Dalam keterampilan mengajar secara klasikal maupun individual, prinsip guru yang utama dalam keterampilan ini yaitu dalam pemberian perhatian dan motivasi, keaktifan peserta didik, keterlibatan langsung peserta didik (pengalaman) belajar dan perbedaan individual peserta didik. Berdasarkan prinsip-prinsip utama tersebut, dapat diketahui hasil penelitiannya sebagai berikut.
Tabel . Hasil Penelitian Keterampilan Mengajar Klasikal & Individual
No.
Prinsip Utama Keterampilan Klasikal & Individual
Hasil Penelitian
1
Pemberian Perhatian
Ada
2
Pemberian Motivasi
Ada
3
Keaktifan Peserta Didik
Ada
4
Keterlibatan Langsung
Ada
5
Perbedaan  individual
Kurang
Pengamat,
Fani Febrinia (1202833)
            Dari table hasil penelitian yang dilakukan tersebut, bahwa guru tersebut telah menerapkan prinsip yang utama dalam keterampilan mengajar klasikal dan individual. Dalam prinsip pemberian perhatian dan motivasi, guru tersebut selalu melakukan itu selama jam pelajaran berlangsung, sehingga mampu meningkatkan keaktifan peserta didiknya di kelas serta menjaga konsentrasi belajarnya. Untuk prinsip keterlibatan langsung/pengalaman belajar peserta didiknya, tekniknya guru tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk mengemukaka npengalamannya yang pernah dialaminya ataupun diketahuinya. Dalam prinsip perbedaan individual dalam hal ini kurang dilakukan berhubungan dengan psikologi individu pesertadidik sehingga di dalam kelas guru tersebut hanya melakukan persamaan artinya tidakmembeda-bedakan pesertadidik satu dengan pesertadidik lainnya.
            Sehingga seharusnya guru tersebut perlu memperhatikan hal-hal berikut dalam menerapkan keterampilan klasikal dan individual.
a.         Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan individual
Oleh karena guru tersebut, kurang menerapkan prinsip perbedaan individu, sehingga pesertadidik yang pasif kurang diutamakan dalam pembelajaran di kelas.
b.         Memperhatikan dan melayani kebutuhan pesertadidik
Berhubungan dengan hal pada point (a), guru perlu memperhatikan dan melayani kebutuhan pesertadidik yang pasif. Sehingga perkembangan atau tujuan dari pembelajaran tersebut dapat dicapai oleh seluruh pesertadidik.
c.         Mengupayakan proses belajar mengajar yang aktif dan efektif
Berkaitan juga dengan point (a) dan (b), guru perlu mengupayakan pembelajaran yang aktif dan efektif dalam hal waktu yang disediakan olehs ekolah, dengan menumbuhkan keaktifan pesertadidik serta mengefisiensikan waktu dengan tujuan pembelajaran pada hari itu yang harus dicapai oleh pesertadidiknya.
d.        Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan optimal pesertadidik
Dalam merangsang kemampuan optimal pesertadidik, guru perlu mengarahkan pesertadidik yang pasif untuk dapat meningkatkan keaktifanny adalam hal bertanya, menjawab, atau menganali sissuatu pembahasan/materi.
e.         Langkah pengajaran klasikal dan perorangan
Guru tersebut perlu memahami bagaimana saja langkah-langkah dalam pengajaran klasikal dan individual.
f.          Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Guru pun yang telah dibahas sebelumnya sebaiknya selalu melakukan variasi dalam pembelajarannya, supaya diharapkan menghindari rasa bosan belajar pada pesertadidiknya.

Keterampilan Mengelola Kelas
Sekolah           : SMA Negeri 15 Bandung
Pengajar          : Tresa
Kelas               : XII-IPS 4
Hari/Tanggal   : Rabu/29 Oktober 2014 (13.40 WIB)
No
Keterampilan Mengelola Kelas
Keterangan Penilaian
Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
1
Memberi Salam


2
Pengaturan Ruang Kelas

3
Mengabsen


4
Mengelola Piket


5
Memberi Materi Pengajaran


6
Membangkitkan Motivasi Belajar


7
Membuat Fokus Siswa


8
Memberi Proporsi Tugas


9
Memberi Arahan Psikologis


10
Sikap Tanggap


11
Memberi Petunjuk yang Jelas


12
Efektifitas Waktu Belajar


Pengamat,
Exsa Putra (1202831)
Keterampilan dalam mengajar yang hendak dimiliki oleh seorang pendidik saat melaksanakan tugasnya sebagai pengajar professional seharusnya telah disiapkan dalam penyusunan RPP yang dilakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung. Banyak hal perlu dipersiapkan sebagai seseorang yang memiliki keterampilan untuk mengajar. Selain softskill kemampuan dalam ilmu psikologi sangat dibutuhkan dalam mengelola kelas faktor guru sebagai role model juga harus dominan. Dimana guru memiliki nilai sebagai pemberi contoh nyata dikelas juga harus memiliki sikap yang patut menjadi panutan bagi peserta didiknya.
Pengaturan ruang belajar merupakan langkah awal, namun saat observasi dilakukan ternyata mata pelajaran geografi bagi kelas XII yang seharusnya dilakukan secara serius dikelas hal tersebut dilakukan ditempat yag lebih umum yakni diperpustakaan. Secara psikologis tidak menggunakan kelas yang seharusnya merupakan kondisi ketidakefektifan yang terjadi saat pembelajaran dilakukan. Kelas kurang diatur karena mengandalkan ruangan yang diatur oleh pihak perpustakaan sehingga kegaduhan adalah peluang yang sangat terbuka dan terjadi saat kegiatan pembelajaran dilakukan.
Kegiatan mengabsen, memberi materi pengajaran, memberi arahan atau petunjuk dalam kelas sulit untuk dilakukan karena kondisi kelas tidak dikendalikan untuk focus dalam pembelajran sejak awal. Sikap tanggap yang ditujukan oleh guru (pendidik) sudah terlihat dalam pembelajaran, pemberian motivasi juga sudah dilakukan walau belum sempurna nmun telah ditujukan dalam keterampilan mengelola kelas oleh seorang guru. Efisiensi waktu dan efektifitas dalam pembelajaran juga telah dierlihatkan oleh seorang pendidik agar sesuai dengan RPP.
Penampilan dari kepala sampai kaki harus disiapkan agar bisa dipandang oleh peserta didik sebagai contoh berpakaian. Belum lagi gerakan tangan saat bergerak, gaya bahasa maupun gaya berbicara juga dijadikan contoh dan yang paling penting dari itu semia adalah sikap dan sifat yang langsung diperhatikan setiap gerak geriknya oleh peserta didik. Untuk poin ini ibu Tresa tela menunjukan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pendidik dan berusaha untuk bertindak secara professional.