OBSERVASI
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Belajar
dan Pembelajaran Geografi yang dibina oleh
Epon Ningrum
Djakaria

Dewi
Rakhmawati (1200594)
Exsa
Putra (1202831)
Fani
Febrinia (1202833)
Garlis
Yogiswatin (1205814)
Indana
Nuzula (1202369)
Lusi
Anggraeni Misilam (1205708)
Wahyu
Nur A’eni (1202838)
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
Brown (dalam Udin Syaefudin, 2010:61) menyatakan bahwa bertanya adalah
setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan pada diri siswa. Adalah
pekerjaan yang tidak mudah bagi seorang guru untuk membuat atau menyiapkan
pertanyaan yang berpengaruh positip dalam pembelajaran. Oleh karena itu seorang
guru hendaknya selalu berusaha agar memahami dan menguasai penggunaan
keterampilam bertanya.
Dalam mengamati guru akan pemahaman dan penerapan guru dalam keterampilan
bertanya, kami membuat indikator sebagai demikian:
No
|
Indikator
Pengamatan
|
Diterapkan
|
Kurang Diterapkan
|
Tidak Diterapkan
|
1
|
Mengulang-ulang
jawaban siswa
|
|
√
|
|
2
|
Guru menjawab
pertanyaannya sendiri
|
|
√
|
|
3
|
Siswa menjawab
pertanyaan serentak
|
|
√
|
|
4
|
Melakukan
pindah gilir pertanyaan
|
|
|
√
|
5
|
Mendistribusikan
pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar
|
|
|
√
|
6
|
Guru
perlu memberikan waktu bagi siswanya untuk berpikir
|
|
|
√
|
Pengamat,
Lusi Anggraeni M
(1205708)
A. Hasil
Pengamatan
Dalam penamatan yang kami lakukan, guru belum begitu
memahami dan menerapkan keterampilan dasar mengajar. Pada bagian ini di
khususkan pada keterampilan dasar bertanya.
Berikut adalah hasil pengamatan yang kami lakukan :
1. Guru
selalu mengulang-ulang pertanyaan sedang murid-muridnya sudah mengerti dan
bahkan murid tidak fokus mendengarkan gurunya.
2. Guru
dikelas kurang interaktif dalam bertanya. Sehingga murid-murid kurang fokus,
karena guru hanya fokus dalan menerangkan pada power point yang di tampilkan
dan LKS yang di genggamnya.
3. guru
selalu menjawab pertanyaannya sendiri, guru tidak berusaha untuk melakukan
pendistribusian pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar
4. guru
membiarkan peserta didik menjawab pertanyaan yang di ajukannya secara serentak
tidak melakukan pindah gilir pertanyaan, misalnya pertanyaan yang diajukan pada
salah satu siswa belum terjawab, maka guru bisa mengajukannya lagi pada siswa
yang lain dengan pertanyaan yang sama.
B. Saran
Semestinya
seorang guru harus dapat memahami keterampilan dasar bertanya, agar pembelajaran
dapat terlaksana dengan baik. Dalam keterampilan bertanya guru harus dapat memahami dengan baik, karena
keterampilan ini merupakan satu komponen penting di dalam memotivasi minat
belajar anak. Seperti halnya :
1.
Guru harus meningkatkan minat
peserta didik dalam membaca buku atau dalam mencari informasi mengenai perihal
yang ditanyakan.
2.
Guru harus memahami materi yang akan di
jelaskan sehingga guru tidak terlalu fokus pada konteks kalimat yang di
tampilkan atau buku acuan yang dipegang. Sehingga murid akan antusias dalam
pembelajaran
3.
Guru harus mengetes siswa akan
pemahamannya dari materi yang telah dijelaskan dengan bertanya. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara melakukan pendistribusian pertanyaan secara acak selama
proses belajar mengajar, dan melakukan pindah gilir pertanyaan, misalnya
pertanyaan yang diajukan pada salah satu siswa belum terjawab.
KETERAMPILAN MENJELASKAN
Keterampilan
menjelaskan memiliki peran penting bagi seorang guru karena sebagian besar
pengaruh guru yang terbesar berupa penjelasan. Dalam hal ini penjelasan guru
harus jelas dan tidak menimbulkan banyak artian yang akan membingungkan peserta
didiknya. Keterampilan mejelaskan memiliki tujuan untuk dapat membimbing,
melatih siswa untuk dapat memahami ilmu
pengetahuan dan senantiasa berkonsentrasi. Fungsi dari keterampilan menjelaskan
yaitu untuk meningkatkan keefektifan pembicaraan, menganalisis tingkat
pemahaman siswa. Ada berbagai teknik dalam menjelaskan antara lain yaitu
Bertanya, Menjelaskan, dan Memberikan contoh.
Komponen
– komponen untuk menjelaskan antara lain merencanakan, penyajian suatu
penjelasan. Berdasarkan prinsip prinsipnya, penjelasan dapat diberikan selama
pembelajaran baik di awal, di tengah, maupun di akhir pembelajaran. Penjelasan
harus menarik perhatian peserta didik, materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi
dasar.
Kelebihan
dalam penerapan keterampilan menjelaskan yaitu lebih mudah dalam mengembangkan
kemampuan peserta didik, mengembangkan ide-ide, mengatasi masalah pembelajaran,
cara mudah untuk mengenalkan materi. Sedangkan kelemahan dari penerapan
keterampilan menjelaskan yaitu jika terlalu lama menjelaskan peserta didik
cenderung menjadi karakteristik audiktif (mendengar) yang menyebabkan siswa
menjadi pasif, serta pembelajaran menjadi membosankan.
Hasil
Observasi
Komponen-Komponen
Menjelaskan
|
Sesuai
|
Kurang Sesuai
|
Tidak Sesuai
|
Merencanakan
|
|
ü
|
|
Kejelasan
|
|
ü
|
|
Penggunaan
contoh dan ilustrasi
|
|
ü
|
|
Pemberian
tekanan
|
|
ü
|
|
Penggunaan
balikan
|
ü
|
|
|
Pengamat,
Indana Nuzula (1202369)
A. Komponen - Komponen Menjelaskan
1. Merencanakan
Penjelasan
yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik terutama yang berkenaan
dengan isi pesan dan yang menerima pesan. Isi pesan atau materi meliputi
penganalisisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang
ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan
dan generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Sedangkan
yang berhubungan dengan penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal
atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima pesan seperti
usia, jenis kelamin, kemampuan,
latar belakang sosial,
bakat, minat serta lingkungan
belajar anak. Menurut hasil observasi, guru kurang merencanakan materi yang
akan disampaikan karena masih terpaku kepada slide di power point dan LKS.
2. Kejelasan
Penjelasan
hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa
dan menghindari ucapan-ucapan seperti: ”ee”, ”aa”, ”mm”,
”kira-kira”, ”umumnya”, ”seringkali” dan istilah-istilah yang tidak
dapat dimengerti oleh peserta didik. Menurut hasil observasi, guru seringkali
menggunakan kata-kata yang tidak efektif sehingga peserta didik kurang fokus
untuk memperhatikan materi yang disampaikan. Penjelasan yang diberikan oleh
guru kurang jelas bagi murid, tetapi hanya jelas bagi guru itu sendiri karena
gaya bahasa yang digunakan guru belum dapat dicerna atau dinalar oleh siswa
atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan pemikiran mereka. Juga dengan
terbatasnya sumber belajar yang digunakan, yaitu siswa hanya menggunakan LKS,
menyebabkan tidak semua siswa dapat menggali atau memahami sendiri pengetahuan
dari LKS tersebut. Oleh karena itu, seharusnya guru membantu siswa dengan cara
memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang
diberikan.
3. Penggunaan contoh dan ilustrasi
Dalam
memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya
dengan sesuatu yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan
contoh dan ilustrasi bertujuan untuk melatih siswa untuk senantiasa
berkonsentrasi dalam menyimak penjelasan guru sehingga melibatkan mereka untuk
berpikir sambil memecahkan masalah-masalah atau pertanyaanDengan materi SIG
(Sistem Informasi Geografis) yang disampaikan guru, kurang mengoptimalkan
penggunaan contoh dan ilustrasi di kehidupan sehari-hari.
4. Pemberian tekanan
Dalam
memberikan penjelasan, guru harus memusatkan perhatian siswa kepada
masalah-masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam
hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang
terpenting adalah” atau “perhatikan dengan baik anak-anak, yang ini agak
sukar”. Berdasarkan hasil observasi, guru sudah memberikan tekanan pada peserta
didik, tetapi tidak berhasil membuat peserta didik untuk memerhatikan.
5. Penggunaan balikan
Guru
hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidakjelasan ketika
penjelasan diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan
seperti: “apakah anak-anak mengerti dengan penjelasan Ibu tadi?” dan
sebagainya. Balikan berfungsi untuk mendapat respon dan umpan balik (feed back)
siswa mengenai tingkat pemahamannya serta untuk mengatasi kesalahpahaman
mereka.. Berdasarkan hasil observasi, guru sudah menggunakan balikan dengan
baik.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
(PENGUATAN)
Seperti
yang kita ketahui bahwa keterampilan dasar mengajar dalam penguatan adalah segala bentuk
respons yang merupakan bagian
dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikan informasi
atau umpan balik bagi siswa atas perbuatannya atau responnya yang diberikan
sebagai suatu dorongan koreksi. Oleh karena itu keterampilan dasar penguatan
sangat penting sekali dan harus dimiliki oleh setiap pendidik.
Tabel
Indikator Pengamatan Keterampilan Dasar Penguatan :
No
|
Indikator
Pengamatan
|
Diterapkan
|
Kurang
Penerapan
|
Tidak
diterapkan
|
1
|
Penguatan di
awal
|
√
|
|
|
2
|
Penguatan di
tengah
|
|
√
|
|
3
|
Penguatan di
akhir
|
|
√
|
|
4
|
Memberi reward
|
|
√
|
|
5
|
Memberi punishment
|
|
|
√
|
Pengamat
Garlis Yogiswatin (1205814)
Dalam
penelitian keterampilan dasar penguatan ini, kami selaku kelompok 4 (empat)
melakukan observasi ke SMAN 15 Bandung dengan mengamati guru geografi dalam
mengajar di kelas XII IPS 4.
Keterampilan
dasar penguatan ini sepertinya kurang diterapkan oleh guru geografi SMAN 15
Bandung dalam kegiatan belajar mengajarnya baik di awal pengajaran, di tengah
pengajaran, maupun di akhir pengajaran. Karena pada saat guru mengajar di
kelas, anak-anak banyak sekali yang tidak memperhatikan gurunya, hal ini bisa
terjadi dikarenakan beberapa fakto antara lain :
1. Guru kurang memiliki keterampilan dasar
mengajar salah satunya dalam penguatan atau memberikan motivasi dan apresiasi
kepada siswanya
2. Guru hanya sesekali menegur siswa yang
menimbulkan keributan selama pembelajaran
3. Fokus guru hanya tertuju kepada media
pembelajaran (powerpoint) tanpa
berinteraksi dengan siswa
4. Media pembelajaran yang ditampilakn
kurang menarik
Agar
guru memiliki keterampilan dasar penguatan dalam mengajarnya, oleh karena itu
guru harus memiliki beberapa prinsip
dasar penguatan antara lain yaitu sikap dan gaya guru, termaksuk suara, mimik,
dan gaya gerik badan, kebermaknaan, menghindari penggunaan respons yang aktif,
serta dapat bersifat pribadi atau kelompok.
Adapun
cara menggunakan keterampilan dasar penguatan, seorang guru harus memperhatikan
antara lain :
1. Penguatan kepada pribadi tertentu
Pengguatan
harus jelas kepada siapa ditunjukan sebab bila tidak kurabg afektif.
2. Penguatan kepada kelompok
Penguatan
dapat pula dapat diberikan kepada siswa, misalnya apabila satu tugas telah
diselesaikan dengan baik oleh satu kelas, guru membolehkan kelas itu bermain
voli yang menjadi kegemarannya.
3. Penguatan pemberian dengan segera
Penguatan
seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku atau proses yang
diharapkan.
4. Variasi dalam penggunaan
Jenis
atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi, tidak terbatas kepada
satu jenis saja karena hal ini akan menimbulkan kebosanan dan lama kelamaan
akan kurang afektif.
5. Penguatan tak penuh
Penguatan
ini diberikan kepada siswa siswi yang telah melaksanakan tugas atau menjawab
pertanyaan dengan baik, akan tetapi belum seluruhnya benar. Maka dengan
demikian diberikan penguatan sebagian dan selanjutnya guru meminta siswa siswi
yang lain untuk menyempurnakan jawaban siswa siswi sebelumnya.
6. Penguatan harus diberikan dengan hangat
dan antusias
7. Hindari respons negatif terhadap
jawaban.
KETERAMPILAN
MENGADAKAN VARIASI
Lembar Observasi
Indikator
|
Keterangan
|
Variasi
suara
|
Jarang
digunakan
|
Variasi
mimik dan gerak
|
Jarang
digunakan
|
Perubahan
posisi
|
Sangat
jarang digunakan
|
Kontak
pandang
|
Jarang
digunakan
|
Variasi
visual
|
Menggunakan
powerpoint
|
Kesenyapan
guru
|
Digunakan
|
Variasi
media pembelajaran
|
Menggunakan
powerpoint
|
Variasi
pola interaksi dan kegiatan siswa
|
Kurang
|
Relevan
dengan tujuan pembelajaran
|
Kurang
Relevan
|
Kontinyu
dan fleksibel
|
Tidak
kontinyu
|
Antusiasme
guru
|
Tidak
antusias
|
Variasi
suasana belajar
|
Digunakan
|
|
|
|
|
Pengamat
Nurul Komariah (1202393)
Tujuan Variasi:
Menghilangkan kejemuan
dalam mengikuti proses belajar
Mempertahankan kondisi
optimal belajar
Meningkatkan perhatian
dan motivasi peserta didik
Memudahkan pencapaian
tujuan pengajaran
A.
Analisis
Variasi
suara dilakukan agar penjelasan guru lebih menarik didengar, melalui intonasi
yang di perlambat, percepat, perkeras, perlembut akan mempengaruhi kondisi
psikologis peserta didik yang akan berdampak pada pemusatan perhatian
pesertadidik tersebut. Namun disini guru jarang menggunakan variasi ini,
intonasi suara hampir datar.
Variasi
mimic dan gerakan guru mempengaruhi ketertarikan pesetadidik untuk
memperhatikan guru ketika menjelaskan materi pelajaran, guru yang kami amati
disini tidak banyak menggunakan variasi mimik dan gerakan, gerakan dilakukan
hanya untuk mengoperasikan computer untuk mengganti slide. Ini menunjukkan
bahwa guru yang kami amati kurang menggunakan variasi mimic dan gerakan guru.
Kontak
pandang sangat mempengaruhi psikologi persertadidik, dengan kontak pandang
guru, peserta didik akan merasa terperhatikan. Jika peserta didik telah merasa
terperhatikan maka akan mudah membuat peserta didik tersebut memperhatikan guru
pula. Guru yang kami amati disini tidak begitu menggunakan kontak pandang ke
peserta didik
Penggunaan
variasi visual sudah lumayan karena menggunakan powerpoint. Ini membuat peserta didik tidak hanya terpaku pada buku
yang dipegangnya ataupun guru yang didepannya namun juga diberi kesempatan
melihat dan membaca materi di powerpoint.
Kesenyapan
guru tidak banyak digunakan oleh guru, guru tidak terus menerus menjelaskan
didepan kelas, ada kalanya guru yang kami amati disini diam untuk jeda, namun
kurang efektif membuat peserta ddik menjadi focus kembali. mungkin karena tidak tepat momentumnya.
Variasi
media pembelajaran sudah agak bervariasi yaitu dengan powerpoint dan buku LKS. Namun mungkin karena terlalu sering
menggunakan powerpoint membuat
peserta didik tidak begitu antusias. Variasi media pembelajaran sangat penting
sekali agar peserta didik tidak bosan.
Variasi
pola interaksi dan kegiatan siswa kurang karena guru banyak terpaku pada teks
yang ada di powerpoint dan LKS, ini
membuat peserta didik tidak banyak memperhatikan guru ketika menjelaskan,
banyak yang ngobrol dan melihat kearah lain ketika guru menjelaskan
Kerelevanan
variasi mengajar dengan tujuan pembelajaran tidak terlihat jelas disini.
Antusiasme guru dalam
menngajar tergolong tidak begitu antusias
Variasi
suasana belajar artinya menggunakan suasanya yang berbeda untuk belajar,
termasuk tempat belajarnya. Pembelajaran
ini dilakukan tidak seperti biasanya di ruang kelas, namun pembelajaran kali
ini dilakukan diperpustakaan. Ini artinya ada variasi dalam suasana belajar sehingga
peserta didik tidak jenuh dan bosan.
B.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis diatas bahwa banyak indicator-indikator variasi mengajar tidak
terpenuhi, mungkin hanya 25% variasi mengajar terpenuhi, artinya ini sangat
kurang sekali guru ini memenuhi standar mengajar dalam variasi. Banyak perbaikan
yang mesti dilakukan dalam menggunakan variasi. Ini dibuktikan dengan kondisi
kelas yang tidak banyak peserta didik memperhatikan guru mengajar. Tujuan
mengadakan variasi pun tak tercapai karena banyak yang tidak digunakan
indikatornya. Akibatnya kejenuhan peserta didik tidak teratasi, perhatian dan
motivasi peserta didik tidak terbangun, dan ini bisa berdampak pada tidak
tersampaikannya tujuan pembelajaran.
KETERAMPILAN
MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN
Lembar
Observasi
Hari/ Tanggal : Rabu, 29 Oktober 2014
Mata
Pelajaran : Geografi
Sekolah : SMAN 15 Bandung
Kelas : XII IPS-4
No
|
Komponen
Keterampilan
|
Komentar
|
Membuka pelajaran
|
||
1
|
Menarik perhatian siswa:
a.
gaya
mengajar guru
b.
penggunaan
alat bantu
c.
pola
interaksi yang bervariasi
|
a.
klasikal
b.
Buku dan
Proyektor
c.
(tidak
ada)
|
2
|
Menimbulkan motivasi:
a.
kehangatan/
keantusiasan
b.
menimbulkan
rasa ingin tahu
c.
mengemukakan
ide yang bertentangan
d.
memperhatikan
minat siswa
|
a.
kurang
b.
kurang
c.
kurang
d.
kurang
|
3
|
Memberikan acuan:
a.
mengemukakan
tujuan
b.
langkah-langkah
c.
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
|
a.
(tidak
ada)
b.
(tidak
ada)
c.
(tidak
ada)
|
4
|
Membuat kaitan:
a.
membuat
kaitan antar aspek yang relevan
b.
membandingkan/mempertentangkan
pengetahuan baru dengan yang lama
c.
menjelaskan
konsep/pengertian sebelum bahan dirinci
|
a.
Kurang
b.
Baik
c.
Baik
|
Menuutup Pelajaran
|
||
5
|
Meninjau kembali
a.
merangkun
minti pembelajaran
b.
membuat
ringkasan
|
a.
(tidak
ada)
b.
(tidak
ada)
|
6
|
Mengevaluasi
a.
mendemostrasikan
b.
mngaplikasikan
ide baru pada situasi yang lain
c.
mengungkap
pendapat siswa
|
a.
(tidak
ada)
b.
(tidak
ada)
c.
Baik
|
7
|
Tindak lanjut
a.
memberikan
pr
b.
merencanakan/member
remedial
|
a.
(tidak
ada)
b.
Baik
|
Pengamat,
Wahyu Nur
Aeni (1202838)
A.
Analisis
Berdasarkan
hasil pnelitian yang dilakukan pada tanggal november 2014 terlihat bahwa
pelaksanaan keterampilan membuka dan mnutup pelajaran Geografi dilaksanakan di
SMAN 15 Bandung. Trhadap seorang guru yaitu belumterlaksana dengan baik.
Dalam
pelaksanaan keterampilan membuka pelajaran yang terdiri dari tiga kompnen yaitu
menyiapkan siswa secara fisik untuk mengikuti pelajaran , menyiapkan secara
mental dan menyiapkan siswa secara emosional atau pemikiran.
Berdasarkan
observasi yang dilakukan dapat dijelaskan bawa kegiatan secara fisik telah
menyiapkan siswa secara fisik telah dilaksanakan secara mengabsen satu persatu
siswa itu sndiri. Karena dengan demikian, guru dapat mengetahui siswa mana yang
berhalangan hadir kerna izin atau alpa
dan sakit serta yang hadir.
Sedangkan
untuk kegiatan menyiapkan siswa secara mental dan emosional berdasarkan hasil
observasi, menyiapkan secara mental dan emosional belum terlaksana oleh guru
karena dimungkinkan keterbatasan waktu sehingga langsung kepada inti pelajaran.
Kemusian
dalam menutup pelajaran yang dilakukan guru seharusnya memberikan penyuatan
atau memberikan rangkuman/garis besar yang telaj dipelajari sewaktu pkegiatan
pembelajaran berlangsung. Setelah itu mengkondisikan perhatian siswa terhadap
materi yang baru dipelajari.
Dengan
dmikian dapat dikatakan bahwa keterampilan guru dalam membuka dan menutup
pelajaran geografi belum terlaksana dengan baik dan seharusnya. Adapun
kemungkinannya karena keterbatasan waktu yang disediakan tidak seimbang dengan
matri yang dipelajari. Sehingga guru melimpahkan penguatan materi pada LKS
(Lembar Kerja Siswa) Geografi..
B. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwasanya guru belum
melaksanakan keterampulan membuka dan menutup pelajaran dengan maskimal
disebabkan oleh waktu yang tidak seimbang dengan materi yang disampaikan oleh
guru.
LEMBAR OBSERVASI
KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK
Hari/ Tanggal : Rabu, 29 Oktober 2014
Mata Pelajaran : Geografi
Sekolah : SMA Negeri 15 Bandung
Kelas : XII IPS-4
Pengamat,
Dewi
Rakhmawati (120594)
|
A. Tujuan dan
manfaat kegiatan diskusi antara lain :
Kegiatan diskusi dalam pembelajaran dilakukan untuk memberi kesempatan
kepada peserta
didik membahas suatu permasalahan atau topik dengan cara
setiap siswa mengajukan pendapat,
saling tukar pemikiran untuk diperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang dilakukannya.
Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain:
a.
Memupuk sikap
toleransi; yaitu setiap peserta didik saling
menghargai terhadap pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
b.
Memupuk
kehidupan demokrasi; yaitu setiap peserta didik secara bebas dan bertanggung jawab terbiasa mengemukakan
pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
c.
Mendorong
pembelajaran secara aktif; yaitu peserta didik dalam membahas suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru,
akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok diskusi peserta
didik belajar mengembangkan kemmapuan berpikirnya.
d.
Menumbuhkan
rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang dilakukan
antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan rasa
percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.
B.
Analisis
Ketrampilan
dasar membimbing diskusi :
1. Memusatkan perhatian
Selama kegiatan
diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha memusatkan perhatian dan
aktivitas pembelajaran peserta didik pada topik
atau permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi
pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada saat itu pula
pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan mengingatkan peserta diskusi
tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang dilakukan. Semua pembicaraan
harus terfokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Oleh karena itu sebelum
dan selama proses diskusi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Merumuskan
tujuan diskusi;
b. Menetapkan
topik atau permasalahan;
c. Mengidentifikasi
arah pembicaraan yang tidak relevan dan menyimpang dari arah diskusi.
d. Merangkum
hasil diskusi.
2.
Memperjelas
masalah atau urunan pendapat
Pada saat
diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar, pendapat, atau gagasan
yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya kurang jelas, sehingga jelas
mengaburkan pada topik pembahasan kadang-kadang juga menimbulkan ketegangan
atau permasalahan baru dalam diskusi. Dengan demikian melalui upaya guru atau
pimpinan diskusi memberikan penjelasan yang diperlukan, maka setiap peserta
diskusi akan memiliki persepsi yang sama terhadap ide yang disampaikan oleh
anggota kelompok diskusi.Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta
diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi
jelas dipahami oleh seluruh peserta didik.
b. Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentarpeserta
didikuntuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang
disampaikannya.
c. Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang
disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih
memperjelas terhadap ide yang disampaikan itu.
3. Menganilisis pandangan siswa
Perbedaan
pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat mungkin terjadi.
Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi adalah bagaimana
agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbing setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif
terpecahkannya masalah yang didiskusikan. Disinilah pentingnya melakukan
analisis terhadap pandangan yang berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta diskusi.
Analisis terutama ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang
dijadikan dasar pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota kelompok
diskusi. Dengan demikian semua peserta diskusi akan memahami dan menghargai
terhadap perbedaan pendapat yang dikemukakannya.Setelah diperoleh informasi
alasan-alasan dari masing-masing anggota berkenaan dengan pendapat yang
berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindaklanjutinya
dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama,
sehingga dari diskusi tersebut membuahkan kesimpulan bersama.
4. Meningkatkan urunan siswa
Diskusi dalam
pembelajaran antara lain adalah untuk melatih kemampuan berfikir peserta
didik, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat, komentar,
kritik, dan lain sebagainya. Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai yaitu
dalam rangka mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara optimal, maka guru atau pimpinan diskusi harus
mendorong setiap anggota diskusi untuk berpikir dan menyampaikan buah pikirannya dalam forum diskusi
tersebut.Untuk memfasilitasi keaktifan peserta didik ikutserta dalam kegiatan diskusi yang
dilakukan, ada beberapa aspek yang ditempuh oleh guru atau pimpinan diskusi,
antara lain:
a. Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang peserta didik untuk berpendapat atau mengajukan gagasannya.
b. Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal atau non-verbal,
dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut menggugah peserta
didik untuk berpikir.
c. Mengangkat suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan
yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat diantara anggota sesama
kelompok.
d. Memberi waktu yang cukup bagi setiap anggota kelompok untuk berpikir dan menyampaikan buah pikirannya.
e. Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga saling menghargai dan
dengan demikian dapat lebih mendorong peserta didik untuk berpartisipasi memberikan sumbang pemikiran melalui forum diskusi yang dilakukan.
5. Menyebarkan kesempatan
berpartisipasi
Proses dan
hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif antar sesama peserta
diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki kesempatan yang
sama untuk menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan komentar. Kegiatan
diskusi merupakan salah satu contoh penerapan demokrasi dalam pembelajaran,
karenanya pimpinan diskusi atau guru harus mampu mengendalikan kegiatan diskusi
agar pembicaraan tidak didominasi oleh sekelompok atau orang-orang
tertentu saja.Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta
tentu saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak mencerminkan hasil diskusi
yang baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok orang tertentu saja. Oleh
karena itu untuk mendorong partisipasi secara aktif dari setiap anggota
kelompok, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Memberi stimulus yang ditujukan kepada peserta didik tertentu yang belum berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa
tersebut terdorong untuk mengeluarkan buah pikirannya.
b. Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja,
dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada peserta
didik yang dianggap pendiam untuk berbicara.
c. Mendorong peserta didik untuk merespon pembicaraan dari
temannya yang lain, sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua peserta diskusi.
d. Menghindari respon peserta didik yang secara
serentak, agar setiap siswa secara individu dapat mengemukakan pikirannya
secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.
6. Menutup diskusi
Kegiatan
terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup diskusi. Diskusi dikatakan
efektif dan efisien apabila semua peserta diskusi berkesempatan mengemukakan
ide atau pikirannya, sehingga setelah berakhirnya diskusi diperoleh kesimpulan sebagai hasil berpikir bersama. Adapun
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pimpinan diskusi dalam
menutup diskusi antara lain adalah:
a. Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang
dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
b. Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang
telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun rencana diskusi pada
pertemuan berikutnya.
c.
Melakukan
penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah dilakukan, seperti
melalui kegiatan observasi, wawancara, skala sikap dan sebagainya. Penilaian
ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada
peserta
didik terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan
diskusi tersebut. Hal ini penting untuk lebih meningkatkan aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran melalui diskusi yang akan
dilakukan pada kegiatan berikutnya.
Berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung tepatnya di kelas
XII IPS-4 . Ketrampilan dasar membimbing diskusi tidak dilakukan oleh guru yang
bersangkutan, hal ini dikarenakan pada saat itu merupakan pertemuan awal pada
materi baru. Guru lebih banyak menjelaskan tentang materi yang disampaikan
melalui media power point dan diselingi oleh tanya jawab antara guru dan siswa.
Selama pembelajaran berlangsung guru lebih banyak mendominasi dalam menjelaskan
sementara siswa terfokus dalam kegiatan mendengarkan dan memahami.
C.
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan dasar guru dalam membimbing
diskusi tidak dilakukan atau jika dipersentasikan 0 % . Hal ini dikarenakan
pada saat kami melakukan observasi tepat pada saat pertemuan awal pada materi
baru sehingga guru lebih banyak menjelaskan dan tanja jawab dengan siswa.
KETERAMPILAN MENGAJAR KLASIKAL DAN
INDIVIDUAL
Dalam keterampilan mengajar secara klasikal
maupun individual, prinsip guru yang utama dalam keterampilan ini yaitu dalam pemberian
perhatian dan motivasi, keaktifan peserta didik, keterlibatan langsung peserta didik
(pengalaman) belajar dan perbedaan individual peserta didik. Berdasarkan prinsip-prinsip
utama tersebut, dapat diketahui hasil penelitiannya sebagai berikut.
Tabel
. Hasil Penelitian Keterampilan Mengajar Klasikal & Individual
No.
|
Prinsip
Utama Keterampilan Klasikal & Individual
|
Hasil
Penelitian
|
1
|
Pemberian
Perhatian
|
Ada
|
2
|
Pemberian
Motivasi
|
Ada
|
3
|
Keaktifan
Peserta Didik
|
Ada
|
4
|
Keterlibatan
Langsung
|
Ada
|
5
|
Perbedaan
individual
|
Kurang
|
Pengamat,
Fani
Febrinia (1202833)
Dari table hasil penelitian yang
dilakukan tersebut, bahwa guru tersebut telah menerapkan prinsip yang utama dalam
keterampilan mengajar klasikal dan individual. Dalam prinsip pemberian perhatian
dan motivasi, guru tersebut selalu melakukan itu selama jam pelajaran berlangsung,
sehingga mampu meningkatkan keaktifan peserta didiknya di kelas serta menjaga konsentrasi
belajarnya. Untuk prinsip keterlibatan langsung/pengalaman belajar peserta didiknya,
tekniknya guru tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk mengemukaka
npengalamannya yang pernah dialaminya ataupun diketahuinya. Dalam prinsip perbedaan
individual dalam hal ini kurang dilakukan berhubungan dengan psikologi individu
pesertadidik sehingga di dalam kelas guru tersebut hanya melakukan persamaan artinya
tidakmembeda-bedakan pesertadidik satu dengan pesertadidik lainnya.
Sehingga seharusnya guru tersebut perlu
memperhatikan hal-hal berikut dalam menerapkan keterampilan klasikal dan
individual.
a.
Pembelajaran dilakukan berdasarkan perbedaan
individual
Oleh karena guru
tersebut, kurang menerapkan prinsip perbedaan individu, sehingga pesertadidik
yang pasif kurang diutamakan dalam pembelajaran di kelas.
b.
Memperhatikan dan melayani kebutuhan pesertadidik
Berhubungan dengan hal pada
point (a), guru perlu memperhatikan dan melayani kebutuhan pesertadidik yang
pasif. Sehingga perkembangan atau tujuan dari pembelajaran tersebut dapat dicapai
oleh seluruh pesertadidik.
c.
Mengupayakan proses belajar mengajar
yang aktif dan efektif
Berkaitan juga dengan
point (a) dan (b), guru perlu mengupayakan pembelajaran yang aktif dan efektif dalam
hal waktu yang disediakan olehs ekolah, dengan menumbuhkan keaktifan pesertadidik
serta mengefisiensikan waktu dengan tujuan pembelajaran pada hari itu yang
harus dicapai oleh pesertadidiknya.
d.
Merangsang tumbuh-kembangnya kemampuan
optimal pesertadidik
Dalam merangsang kemampuan
optimal pesertadidik, guru perlu mengarahkan pesertadidik yang pasif untuk dapat
meningkatkan keaktifanny adalam hal bertanya, menjawab, atau menganali sissuatu
pembahasan/materi.
e.
Langkah pengajaran klasikal dan perorangan
Guru tersebut perlu memahami
bagaimana saja langkah-langkah dalam pengajaran klasikal dan individual.
f.
Menggunakan berbagai variasi dalam pengorganisasiannya
Guru pun yang telah dibahas sebelumnya
sebaiknya selalu melakukan variasi dalam pembelajarannya, supaya diharapkan menghindari
rasa bosan belajar pada pesertadidiknya.
Keterampilan Mengelola Kelas
Sekolah : SMA Negeri 15 Bandung
Pengajar : Tresa
Kelas : XII-IPS 4
Hari/Tanggal : Rabu/29 Oktober 2014 (13.40 WIB)
No
|
Keterampilan Mengelola Kelas
|
Keterangan Penilaian
|
||
Sesuai
|
Kurang Sesuai
|
Tidak Sesuai
|
||
1
|
Memberi Salam
|
|
|
|
2
|
Pengaturan Ruang Kelas
|
|
||
3
|
Mengabsen
|
|
|
|
4
|
Mengelola Piket
|
|
|
|
5
|
Memberi Materi Pengajaran
|
|
|
|
6
|
Membangkitkan Motivasi Belajar
|
|
|
|
7
|
Membuat Fokus Siswa
|
|
|
|
8
|
Memberi Proporsi Tugas
|
|
|
|
9
|
Memberi Arahan Psikologis
|
|
|
|
10
|
Sikap Tanggap
|
|
|
|
11
|
Memberi Petunjuk yang Jelas
|
|
|
|
12
|
Efektifitas Waktu Belajar
|
|
|
Pengamat,
Exsa Putra (1202831)
Keterampilan
dalam mengajar yang hendak dimiliki oleh seorang pendidik saat melaksanakan
tugasnya sebagai pengajar professional seharusnya telah disiapkan dalam
penyusunan RPP yang dilakukan sebelum proses pembelajaran berlangsung. Banyak
hal perlu dipersiapkan sebagai seseorang yang memiliki keterampilan untuk
mengajar. Selain softskill kemampuan dalam ilmu psikologi sangat dibutuhkan
dalam mengelola kelas faktor guru sebagai role model juga harus dominan. Dimana
guru memiliki nilai sebagai pemberi contoh nyata dikelas juga harus memiliki
sikap yang patut menjadi panutan bagi peserta didiknya.
Pengaturan
ruang belajar merupakan langkah awal, namun saat observasi dilakukan ternyata
mata pelajaran geografi bagi kelas XII yang seharusnya dilakukan secara serius
dikelas hal tersebut dilakukan ditempat yag lebih umum yakni diperpustakaan.
Secara psikologis tidak menggunakan kelas yang seharusnya merupakan kondisi
ketidakefektifan yang terjadi saat pembelajaran dilakukan. Kelas kurang diatur
karena mengandalkan ruangan yang diatur oleh pihak perpustakaan sehingga
kegaduhan adalah peluang yang sangat terbuka dan terjadi saat kegiatan
pembelajaran dilakukan.
Kegiatan
mengabsen, memberi materi pengajaran, memberi arahan atau petunjuk dalam kelas
sulit untuk dilakukan karena kondisi kelas tidak dikendalikan untuk focus dalam
pembelajran sejak awal. Sikap tanggap yang ditujukan oleh guru (pendidik) sudah
terlihat dalam pembelajaran, pemberian motivasi juga sudah dilakukan walau
belum sempurna nmun telah ditujukan dalam keterampilan mengelola kelas oleh
seorang guru. Efisiensi waktu dan efektifitas dalam pembelajaran juga telah
dierlihatkan oleh seorang pendidik agar sesuai dengan RPP.
Penampilan
dari kepala sampai kaki harus disiapkan agar bisa dipandang oleh peserta didik
sebagai contoh berpakaian. Belum lagi gerakan tangan saat bergerak, gaya bahasa
maupun gaya berbicara juga dijadikan contoh dan yang paling penting dari itu
semia adalah sikap dan sifat yang langsung diperhatikan setiap gerak geriknya
oleh peserta didik. Untuk poin ini ibu Tresa tela menunjukan apa yang
seharusnya dilakukan oleh seorang pendidik dan berusaha untuk bertindak secara
professional.